Kamis, 15 Juli 2010

Mempertanyakan Masa Depan

Di suatu pagi, perjalanan menuju kampus.
aku : hahhh.....bagaimana ya masa depanku nanti....

Tuhan : tak pasti. gaib.

aku : iya, aku tahu. seandainya Engkau mau memberiku sedikit saja bocoran.

Tuhan : itu tidak akan terjadi.

aku : kenapa, bukankah itu tidak merubah apa2, toh aku akan tetap mengalaminya.

Tuhan : Aku ingin melihat kau berusaha.

aku : aku akan tetap berusaha, tentu saja, hhmmm...berusaha untuk menghadapinya.

Tuhan : tidak. aku tahu betul sifatmu. jika kuberi tahu kau tentang masa depanmu yang baik dan menyenangkan, maka kau akan dengan santainya menjalani hidupmu tanpa berusaha sekeras jika kau tidak tahu. karena sudah jelas bagimu bahwa kau akan bahagia.

aku : setidaknya aku pasti akan mengucap syukur padaMu.

Tuhan : ucapan itu tak kan sebanyak waktu yang kau lupakan untukKu karena sibuk menyia-nyiakan waktumu.

aku : bukankah Engkau tidak butuh sanjungan yang banyak.

Tuhan : ya benar. Kuminta kau bersyukur agar Engkau menjadi makhluk yang tahu berterima kasih. karena berterima kasih berarti saling memberi kasih.

aku : baiklah. pembicaraan ini semakin melebar. tapi bagaiman jika masa depanku buruk. tentunya aku akan menjadi semakin taat padaMu, memohon-mohon agar Engkau memjadikan nasibku baik. aku akan banyak berdoa dan mengingatMu. bukankah itu yang Engkau inginkan.

Tuhan : kau berdoa karena ketakutan. bukan takut padaKu tapi pada masa depanMu.

aku : tentu saja aku takut padaMu. Engkau kan yang membuat masa depanku.

Tuhan : akuilah...kau pasti akan ketakutan. bukan itu yang Kuinginkan. aku ingin kau mengingatKu bukan karena takut terhadap masa depanmu yang Kubuat buruk tapi takut karena kau cinta padaKu. bukan takut karena kau takut padaKu.

aku : aku tahu, hal ini memang tak akan pernah bisa ditawar. maafkan aku. seharusnya aku tidak meragukan kebijakanMu.

Tuhan : iya. berusahalah. Aku sangat menyukai melihatmu berusaha menemukanKu, mendengarmu menceritakan perasaanmu setiap waktu.

kendaraanku menepi di gerbang kampus. aku tak lagi mempertanyakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar